JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Perempuan
(Komnas Perempuan) meminta pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
untuk memberikan sanksi tegas kepada kepala Badan Pertanahan Nasional
(BPN) Hendarman Soepandji, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Dahlan Iskan, dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo. Ketiga petinggi
pemerintahan tersebut dinilai sebagai pihak yang paling bertanggung
jawab atas konflik lahan di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, yang memakan
korban tewas maupun luka.
"Presiden harus memanggil dan menindak
tegas Kepala BPN, Menteri BUMN dan Kapolri karena mereka adalah
pejabat-pejabat yang harus bertanggungjawab atas konflik Ogan Ilir.
Presiden harus segera menindak tegas karena hal ini (sengketa tanah
berujung kekerasan) tidak kali ini saja terjadi," ujar Wakil Ketua
Komnas Perempuan, Desti Murdjiana, di Jakarta, Senin (30/7/2012).
Komnas
Perempuan mengingatkan, pendekatan kekerasan dalan konflik agraria di
Ogan Ilir tidak akan menyelesaikan persoalan. Pemerintah harus
bernisiatif menggelar dialog dengan masyarakat setempat. Apa yang
dilakukan masyarakat, kata dia, adalah mempertahankan hak konstitusinya
sebagaimana mandat pasal 33 UUD 1945. Pemerintah, lanjutnya, secara
hukum wajib untuk memulihkan korban, keluarganya, dan masyarakat serta
membangun mekanisme perlindungan hak warga negara sebagaimana yang
tertuang dalam UUD 1945.
Desti menambahkan, pemerintah seyogianya
menemukan mekanisme penyelesaian dialog. Sebab, konflik agraria banyak
terjadi di sejumlah wilayah Indonesia seperti di Jawa Timur, Sape Bima,
Mesuji Lampung, dan tempat lainnya.
Seperti diberitakan, warga
Ogan Ilir dan petugas Brimob terlibat bentrok. Seorang anak, Angga (11),
siswa kelas 1 MTs Tanjung Pinang, warga Desa Tanjung Pinang II,
Kecamatan Tanjungbatu, Kabupaten Ogan Ilir, tewas tertembak saat pasukan
Brimob Polda Sumatera Utara menyisir kampung warga.
Bentrok juga
menyebabkan enam warga lainnya mengalami luka yang diduga akibat terkena
tembakan peluru nyasar pasukan Brimob. Bentrokan tersebut berawal dari
konflik lahan antara masyarakat Ogan Ilir dengan PT Perkebunan Nasional
(PTPN) VII unit Cinta Manis.
WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.
Kunjungi Alamat Baru Kami
Rabu, Agustus 01, 2012
Kepala BPN, Menteri BUMN dan Kapolri Dinilai Bertanggung Jawab dalam Konflik Ogan Ilir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar