WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Kamis, Juni 14, 2012

PTPN VII Bantah Bakar Lahan Saat Pembersihan dan Pemanenan

INDRALAYA - PT Perkebunan Negara (PTPN) VII Cinta Manis Ogan Ilir (OI) membantah melakukan pembakaran saat pembersihan lahan dan pemanenan tebu. Demikian pula soal tudingan limbah cair dari pabrik penggilingan tebu yang dialirkan ke bak penampungan lalu dialirkan ke sungai dan pemukiman warga, perusahaan tersebut membantah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Sripoku.com, Rabu (13/6/2012) dari warga menyebutkan, setiap tahun pada saat musim tanam dan musim panen terlihat jelas asap tebal membumbung tinggi ke langit yang berasal dari pembakaran lahan. Menurut warga, bukan rahasia umum setiap kali pembersihan lahan dan panen, selalu ada asap tebal dari areal perkebunan tebu.

"Masalah ini sudah sering dipertanyakan bahkan dipersoalkan warga tetapi sepertinya tidak mempan," ujar Din, warga Tanjung Batu.

Bukan hanya Din, semua warga membenarkan jika PTPN VII Cinta Manis sering melakukan pembakaran lahan. Warga menyebutkan, pembakaran lahan itu dilakukan untuk mengurangi biaya pengeluaran saat pembersihan lahan. Atau mengurangi beban saat panen karena banyaknya daun tebu yang mati menyulitkan buruh tebang tebu menerobos dan memotong pohon tebu saat panen.

"Ada juga yang mengatakan kalau pembakaran tebu saat panen itu dilakukan selain mempermudah panen juga berfungsi mengurangi kadar air  dalam pohon tebu sehingga saat penggilingan kadar airnya sudah berkurang," tambah warga,.

Sripoku.com dengan mata kepala sendiri pernah melihat langsung beberapa truk pengangkut pohon tebu yang baru dipanen dalam keadaan pohonnya seperti menghitam habis terbakar. Bahkan tumpukan tebu yang sudah dikumpulkan di pinggir jalan seperti habis terbakar dan terlihat asap mengepul dari tengah areal perkebunan tebu yang sedang panen.

Tudingan warga dibantah Abdul Hamid, Kabag Humas PTPN VII Cinta Manis. Abdul Hamid,  yang dihubungi lewat ponselnya, Selasa (12/6/2012) mengatakan, tidak benar isu pembakaran lahan yang dilakukan bagian penanaman di PTPN VII Cinta manis.

Abdul Hamid justru mengalihkan masalah dengan menyebutkan isu itu sebagai upaya masyarakat untuk menyudutkan PTPN VII terutama untuk menguasai lahan PTPN VII Cinta Manis.

"Itu tidak benar, itu hanya senjata masyarakat saja untuk menguatkan tuntutan mereka menguasai lahan," jelas Abdul Hamid.

Disingung soal limbah PTPN VII Cinta Manis, yang menganggu warga sekitar, Abdul Hamid mengaku tidak tahu. "Saya tidak tahu itu," katanya.

Sumber : www.sripoku.com



Artikel Terkait:

0 komentar: