TRIBUNJOGJA.COM, INDRALAYA -- Angga (13), bocah yang baru duduk
di kelas 1 MTS ini, meregang nyawa tepat di depan Masjid Darusalam Desa
Limbang Jaya, Kecamatan Tanjung Batu Kabuapten Ogan Ilir.
Dalam
peristiwa berdarah itu, anak ke empat dari pasangan Darmawan dan Yuana
itu tertembak di bagian kepala telinga sebelah kanan dan langsung
menghembuskan nafas terakhir di tempat tersebut.
Anak ke empat
dari enam bersaudara ini, menurut Yuana, Ibu korban, hendak melihat
banyaknya mobil polisi yang melintas di jalan. Ketika itu, ia sempat
pamitan kepada ibunya.
"Mak, banyak mobil polisi aku nak lihat.
Kata dia. Kemudian langsung pergi sedangkan saya di rumah," kata ibunya
sambil terus menangis.
Setelah pamitan, Yuana mendapat berita,
anak tercintanya sudah tidak bernyawa lagi. Sementara, ayahnya yang
berprofesi sebagai pandai besi, baru dua hari merantau.
Usai
kejadian, Paldi kakaknya, terlihat menangis berserta keluarganya yang
lain. Sementara sang ibu tidak henti-hentinya meneteskan air mata. Ia
masih tidak percaya dengan kepergian sang buah hati.
Dengan tersedu-sedu, ia meminta pertanggungjawaban atas kepergian sang buah hati.
Dari
informasi yang dihimpun, menurut warga sekitar, Angga sedang melihat
suasana ramai, ada anggota Brimob yang dikerumuni warga. Ketika polisi
memberondong warga menggunakan senjata, ia tidak bisa menghindar dan
akhirnya tertembak.
Sementara, situasi empat desa di kawasan
tersebut, masih mencekam. Jelang Magrib, ratusan polisi Brimob siaga di
simpang Limbang Jaya. Sedangkan, situasi desa juga masih mencekam.
Mereka sangat trauma dengan apa yang terjadi.
Selongsongan peluru
bekas rentetan tembakan, masih disimpan warga. Mereka berharap, usut
tuntas kasus tersebut. Mereka tidak terima dengan perlakuan aparat yang
memborbardi warga dengan tembakan bersenjata. (*)
Artikel Terkait:
- Kejahatan Trans National Corporations dalam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia Dibawa ke Jenewa
- Jadi Desa Ekologis di Sumsel : Berkonflik Panjang, Nusantara Menjaga Padi dari Kepungan Sawit
- Hari Pangan Se-Dunia, Walhi dan masyarakat Sipil Deklarasikan Nusantara Menuju Desa Ekologis.
- Pidato Sambutan Direktur Walhi Sumsel dalam Peringatan Hari Pangan Se-Dunia dan Deklarasi Nusantara Menuju Desa Ekologis
- Bahaya Hutang Bank Dunia Dalam Proyek KOTAKU
- Melanggar HAM, PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
- Sinarmas Forestry company found guilty of unlawful conduct by High Court over peat fires
- Diduga Rugikan Negara Rp3,6 Triliun, Walhi Laporkan Perusahaan Sawit dan Tambang ke KPK
- Peringati Hari Bumi, Walhi secara Nasional Gelar Karnaval di Palembang
- Indonesia suffers setback in fight against haze after suit rejected
- Anwar Sadat Teteskan Air Mata Saat Membacakan Pledoi
- 2014, Produksi Padi di OKI DiprediksiTerancam Menurun
- Masyarakat Tolak HGU Perusahaan
- WALHI Sumsel Desak Pangdam II Sriwijaya Tarik Pasukan dari Rengas
- Petani Desak Cabut HGU Sawit
- Tuntut Kesetaraan Hukum
- Stop Penangkapan Petani
- Walhi: bentuk Komisi Penyelesaian Konflik Agraria
- Petani Desak Penyelesaian Konflik Lahan
- HARI TANI NASIONAL: Konflik Lahan dan Impor Pangan Disorot
0 komentar:
Posting Komentar