JAKARTA, — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menginstruksikan pembentukan tim terpadu guna menyelesaikan konflik lahan
antara warga dan PTPN VII Cinta Manis di Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Kepala Negara meminta penyelesaian sengketa lahan tersebut dilakukan tak
hanya melalui pendekatan hukum, tetapi juga sosial dan budaya.
"Cari solusi secara komprehensif," kata Presiden kepada wartawan
seusai menggelar Sidang Kabinet di Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (25/7/2012).
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menyerukan kepada masyarakat agar
tidak menggunakan aksi kekerasan seperti perusakan, pembakaran, dan penjarahan
dalam menyampaikan aspirasi mereka.
Kepada pejabat daerah, Kepala Negara meminta mereka lebih responsif dalam
menanggapi kerisauan masyarakat. Presiden berpendapat, aksi kekerasan dapat
dicegah jika pejabat daerah lebih mendengar aspirasi publik.
"Terkait sengketa lahan,
mari kita selesaikan masalah ini sejak dari hulu. Jangan peti eskan sengketa
lahan karena dapat menjadi bom waktu. Selesaikan secara terpadu dan baik,"
kata Presiden.
Konflik sengketa memuncak ketika
massa merusak dan membakar beberapa bangunan di kompleks pabrik PTPN VII
tersebut pada Selasa (17/7/2012).
Massa mengepung kompleks PTPN VII
Cinta Manis dengan berbekal senjata tajam. Massa dari Gerakan Petani Penesak
Bersatu (GPPB) mengaku kecewa karena tuntutan lahan yang diajukan tak
dikabulkan.
Tuntutan terhadap lahan PTPN VII
Cinta Manis seluas sekitar 15.000 hektar diajukan warga dari 21 desa sejak Juni
lalu.
Beberapa kali mereka menggelar
unjuk rasa serta menduduki lahan PTPN VII Cinta Manis. Mereka mengklaim lahan
itu diambil paksa tanpa ganti rugi yang sesuai pada tahun 1982.
Sumber : www.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar