WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Senin, Juli 23, 2012

Kronologi Bentrok Warga 22 Desa dengan Brimob dan Polisi Sumsel


Kronologi bentrok dan penangkapan Warga 22 Desa oleh Brimob dan polisi Sumsel, Pada Konflik Agraria Antara PTPN VII dengan Petani Ogan Ilir.    

Aksi Perwakilan Petani GPPB saat di Jakarta, Menuntut pengembalian lahan mereka yang dirampas PTPN VII

Upaya perjuangan Petani dari 22 desa di kabupaten Ogan ilir, Sumatera selatan untuk mengambil tanah, yang dirampas oleh PTPN VII telah dilakukan sejak lama. Aksi aksi massa dengan mendatangi Kantor Pemerintah yang ada di Kabupaten dan provinsi telah berulang kali dilakukan namun dalam setiap kesempatan mediasi yang di fasilitasi oleh pihak legislatif maupun Eksekutif di Kabupaten dan Propinsi tersebut tidak pernah dapat menyelesaikannya.

Alasan yang diutarakan oleh Pemerintah dan Legislatif seirama dengan alasan dari PTPN VII yang menyebutkan Perusahaan ini milik negara, sehingga untuk melepaskan tanah yang jika tidak mau disebut dengan mengembalikan tanah rakyat yang mereka rampas tersebut hanya dapat dilakukan pemerintah Pusat yang dalam hal ini adalah Kementerian BUMN RI.

Hal ini akhirnya membuat Petani yangselama ini tergabung dalam gerakan Petani Penesak Bersatu (GPPB) berinisiatif dan menyepakati untuk mengelar aksi di Jakarta, sedikitnya 600 orang petani pada tanggal 1 – 6 Juli lalu melakukan aksi di kantor lembaga negara da kementerian negara salah satunya adalah kementeria BUMN. Namun pada saat itu Pihak Kementerian tidak dapat memutuskan dan mereka mengagendakan kepada perwakilan warga untuk memfasilitasi Pertemuan Mediasi antara PTPN VII dengan Perwakilan masyarakat pada 16 Juli 2012.

Sesuai tanggal yang dijanjikan oleh Pihak Kementerian BUMN  sedikitnya 80 orang perwakilan masyarakat yang didampingi oleh WALHI Sumsel pada Jumat, 14 Juli 2012 berangkat kejakarta menggunakan Angkutan Darat.

Tanggal 16 Juli sekitar pukul 8.00 Wib pagi, masyarakat yang sudah sampai dijakarta sejak satu hari yang lalu, sudah bersiap siap untuk pergi kekantor Kementerian BUMN sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh BUMN kepada masyarakat Pukul 10.00 wib. Namun saat warga dan beberapa perwakilan organisasi WALHI,KPA,ELSAM,SPI, dan SAWIT Watch akan berangkat ke kementerian BUMN. Mereka mendapat Konfirmasi ulang dari Pihak BUMN yag mengatakan bahwa pertemuan diundur Pukul 15.30 Wib.

Saat Pukul 15.30 Wib warga sudah berada di Kemeterian BUMN namun acara mediasi Konflik belum juga dimulai, baru di mulai pada Pukul 16.00 Wib, Warga pesimis pertemuan ini akan menghasilkan sebuah hasil karena dilihat waktu yang sudah sangat sore.

Saat mediasi terjadi PTPN VII dan BUMN diwakili oleh Sekretaris menteri,Deputi Menteri BUMN bidang industri primer, Direktur Utama PTPN VII, dan Direksi PTPN VII.

Perdebatan terjadi,beberapa masukan dan usulan dari Perwakilan warga dan beberapa Organisasi pendamping kepada Pihak BUMN dan PTPN VII tidak diterima oleh mereka (ditolak), dan perusahaan tetap ngoto meminta agar masalah ini diselesaikan di Pengadilan.

Adapun usulan Warga adalah sebagai berikut :
  1. Dibuatnya team penyelesaian Konflik Agraria dengan tugasnya melakukan pendataan ulang dan pengukuran ulang terhadap lahan PTPN VII secara keseluruhan sesuai dengan HGU.
  2. Membuka data dan dokumen bukti bukti lahan baik yang dimiliki warga maupun yang dimiliki PTPN VII. 

Pertemuan dihentikan dan masing masing membubarkan diri.

Pukul 19.00 Wib, sekitar 80 orang perwakilan berjalan pulang ke palembang dengan menggunakan jalan Darat.  

EED salah seorang warga yang di Tangkap oleh Polisi pada saat Bentrok (17/7), Korban alami luka dikepala dengan 8 jahitan dan jutaan rupiah uannya di kantong di ambil oleh Polisi

Hari Pertama, Selasa 17 Juli 2011.

Pukul 08.00 wib beberapa staf Walhi sumsel menerima SMS dari seorang wartawan yang mennanyakan tentang kondisi di desa desa yang berkonflik dengan PTPN VII, karena mereka mendapatkan informasi bahwa kondisi didesa memanas. Menjawab hal itu staf walhi tersbut mengatakan bahwa kondisi dilapangan tidak terjadi apa apa, dan mungkin itu hanya isu, karena malam tanggal 16/7 Walhi pun mendapatkan BBM dari seorang wartawan dan menanyakan juga hal seperti itu, dan mengatakan bahwa ada banyak polisi berdatangan mengamankan pabrik.

Disaat yang sama pukul 08.00 wib kondisi dilapangan, Muncul titik api di lahan lahan  tebu yang telah di panen oleh PTPN VII. Tanpa diketahui apa penyebabnya.

08.30 Wib, Tak lama dari munculnya titik titik api di lahan tebu yang telah dipanen tersebut, Ratusan polisi dengan menggunakan mobil truck berdatangan ke lokasi dan mulai berjaga jaga dilahan.

Melihat ratusan polisi berdatangan ke lokasi, beberapa warga desa ketiau yang sebelumnya berada di posko warga yang ada di dekat pabrik cinta manis, membubarkan diri dan bergerak untuk pulang kerumah.

Pukul 09.00 Wib, Di desa Betung satu buah alat berat yang sedang dikemudikan oleh karyawan PTPN VII, dihadang oleh 6 orang tak dikenal, kemudian membakarnya. Pada saat itu warga desa betung sedang menjalankan aktifitas sehari hari yaitu ke kebun masing masing untuk menyadap karet, guna menyiapkan bekal untuk kepasar mingguan besok hari..

Pukul 13.30 Wib, Warga melihat ada sekelompok orang yang tidak dikenal dan mengunakan penutup muka melakukan penyerbuan terhadap pabrik PTPN VII yang berada di desa Ketiau

Disaat Penyerbuan oleh kelompok orang yang tidak dikenal tersebut terjadi, Humas GPPB yang bernama Rusdi, yang saat itu sedang berada di perjalanan pulang ke desa, dari mengikuti mediasi yang dilakukan oleh Kementerian BUMN dijakarta. Di hubungi oleh seseorang yang mengaku bernama Putra dari desa payalingkung. Orang ini meminta agar Rusdi dapat mengerahkan massa dari desa desa lain untuk menuju pabrik, dan menurut keterangan Putra di telpon tersebut, sebelum menelpon telah berkoordinasi dengan koordinator desa payalingkung.
Namun rusdi tidak mengiyakan dan orang tersebut pun langsung menutup telepon.

Rusdi mencoba mengkroscek permintaan tersebut kepada koordiantor desa payalingkung dengan menelpon beliau, dalam obrolan telpon tersebut Kordes Desa payalingkung mengatakan bahwa tidak ada anggota dari petani payalingkung yang bernama Putra, dan berkoordinasi dengan dia, serta tidak ada petani payalingkung yang melakukan penyerbuan ke pabrik PTPN VII.

Pukul 15.00 wib akibat provokasi dari kelompok orang tak dikenal, beberapa orang petani yang melihat kejadian pun terpncing oleh provokasi orang yang memakai penutup muka tersebut, Bentrok antara Petani dengan aparat pun tak dapat di hindari, namun dalam bentrokan tersebut massa petani masih sedikit dan tidak ada warga yang membawa senjata rakitan ataupun kecepek.

Tembakan Gas air mata terus menerus di keluarkan oleh Pihak Kepolisian, akibat nya dilokasi tersebut di penuhi oleh pekatnya asap dari terbakarnya kebun tebu yang telah dipanen dan asap dari gas air mata Polisi.

Pukul 15.30 Saat bentrok terjadi anwar sadat Walhi sumsel yang saat itu sedang berada di bandara Soekarno hatta jakarta dan Rusdi tahar yang merupakan salah satu anggota DPRD sumsel yang juga warga desa sri bandung (salah satu desa yang berkonflik), dihubungi oleh Direskrimsus Polda Sumsel, Kapolres Ogan ilir dan Danrem untuk datang ke lokasi bentrok, guna menenangkan warga dan menemui mereka.

Anwar sadat mengatakan bahwa dia tidak dapat kesana karena sedang berada di bandara Soeta untuk pulang ke palembang sore ini, Namun Berbeda dengan Rusdi tahar setelah mendapatkan telpon tersebut dia sedang kunjungan kerja di halan Linstas Timur, namun karena berulang kali ditelpon akhirnya setelah Kunker Rusdi Tahar langsung menuju Lokasi bentrok.

Pukul 16.20 Wib Rusdi Tahar Sampai dilokasi bentrok. Dia pun langsung keluar dari Mobil dan mengambil Toa meminta warga untuk mundur. Warga pun mulai mundur perlahan dan disaat itu Brimob bergerak maju kedepan, namun disaat warga mundur, aparat semakin ramai dan menyusup kemudian terlihat 2 orang warga di pukuli oleh aparat Rusdi Tahar berusaha mencegah tetapi akhirnya Rusdi Tahar malah ditangkap dan di pukuli oleh Aparat baik yang berpakaian Preman, maupun berpakaian Dinas resmi.dan langsung dimasukan kemobil bersama 4 orang petani lainnya.

Melihat dan mendengar kabar Rusdi Tahar dan beberapa Petani lainnya di tangkap oleh Polisi, Warga yang tadinya sudah mundur, kembali maju dan setelah itu massa semakin banyak,bentrok pun tidak bisa terhindari.

Pukul 16.30 Wib, Disaat Bentrok antara Petani dan Aparat Polisi dan Brimob sedang terjadi, tiba tiba dikabarkan bahwa rumah atau yang biasa di sebut warga dengan workshop yang jaraknya sekitar 4 – 5 KM dari Lokasi bentrok berlangsung, terbakar tanpa diketahui siapa Pelakunya.

Pukul 17.00 wib. Ditempat lain, saat Hand Phone Anwar sadat Direktur Walhi Sumsel sedang tidak aktif karena sedang berada di Pesawat untuk pulang. Beberapa Petani yang tidak ikut dalam bentrokan dan sedang berada di rumah, menerima SMS dan informasi dari nomor yang tidak dikenal, mengabarkan bahwa Anwar sadat ditangkap Polisi. Hal itu menimbulkan reaksi dari Petani dan secara bersama sam akan menuju lokasi bentrok, namun Pimpinan Massa mencoba menenangkan massa, dengan mengatakan bahwa kita harus mengkonfirmasi ke anwar sadat, tapi HP sadat stidak aktif, warga pun mengirimkan SMS. Belum ada gerakan dari massa.

Pukul 18.00 Wib, Anwar sadat sampai di Palembang dan ketika menghidupkan HP nya dia mendapat beberapa sms dari warga yang menanyakan kebenaran informasi yang mereka dapat. Namun Sadat langsung mengatakan bahwa hal itu tidaklah benar, dia sedang menuju perjalanan ke kantor WALHI. Dan sadat langsung meminta agar warga tidak mendekati lokasi bentrok dan meminta mereka pulang kerumah masing masing.

Pukul 18.30 Wib,Bentrokan meredah terjadi negosiasi antara perwakilan massa yang meminta Aparat segera melepaskan teman teman mereka yang ditangkap polisi. Desakan warga berhasil, Polisi membebaskan Rusdi tahar dan 4 Orang lainnya. Saat berada di tengah massa, terlihat Luka lebam di wajah dan di tangan,begitupun dengan 2 orang lainnya yang alami pecah di bagian bibir dan hidung.Sedangkan 2 petani lainnya mengalami luka bocor di kepala dan muka lebam yang menurut pengakuan nya ketika berada didalam mobil mereka di Pukuli mka dan kepalanya dengan benda yang membuat kepalanya terluka robek,. Dan sempat diancam ditembak di bagian pahanya dengan tiga tembakan hadiah dari PTP Cinta manis, jika berani melihat aparat yang sedang menyiksanya.selain itu diapun ditelanjangi dan uang disaku celana sebesar 3,2 juta hilang.

Pukul 18.40 – 19.00 Wib, Warga yang sedang berkumpul di Posko desa Sri Bandung diminta oleh Rusdi Tahar untuk membubarkan diri, warga pun bubar dan kembali kerumah masing.

Suasana lokasi pun tenang kembali namun api di beberapa lahan tebu dan Workshop yang dibakar masih terlihat menyala.

Ribuan Perwakilan Petani GPPB lakukan aksi di POLDA sumsel

Hari Kedua, Kamis, 18/7/2012

Pagi hari kondisi kondusif warga menjalankan aktifitasnya sehari-hari. Namun terlihat dari beberapa Karyawan PTPN VII yang tinggal di Mess yang ada di rayon 3 mulai mengosongkan mess dan mengangkut barang barang mereka keluar.

Pukul 13.30 Wib,Warga berkumpul di posko yang ada di desa Sri bandung untuk berbincang bincang dengan beberapa Jurnalis dari berbaai media yang saat itu datang untuk menjalankan tugasnya mencari berita.

Pukul 13.50 Wib, saat warga sedang aksinya menjawab pertanyaan wartawan, tiba tiba warga di kejutkan dengan munculnya kobaran api di mess karyawan di rayon 3 tidak diketahui disebabka oleh apa, namun sebelumnya pagi sampai siang hari Mess tersebut telah dikosongkan terlebih dahulu oleh Karyawannya.

Tidak ada tindakan dari perusahaan untuk segera memadamkan kebakaran yang terjadi di Mess karyawan tersebut.

Pukul 19.00 Wib, Perwakilan warga melakukan pertemuan bersama dengan Walhi dan Organisasi lainnya. Dalam pertemuan tersebut, warga diminta oleh Anwar sadat untuk tenang dan melakukan aktifitas seperti biasa dan tidak terpancing oleh ulah provokator dan beberapa oknum, yang menginginkan agar bentro ini terjadi sehingga warga tidak fokus lagi terhadap perjuangan atas lahan yang selama ini Dirampas oleh PTPN VII.

Selain itu warga bersama walhi sumsel bersepakat untuk besok hari pukul 14.00 wib akan mengelar Konferensi pers di Kantor Walhi Sumsel terkait dengan kronologis yang sebenarnya dilapangan, yang sangat jauh berbeda dengan apa yang diberitakan oleh perusahaan melalui Konferensi persnya dan di beritakan banyak media cetak dan televisi tanpa memberikan ruang tanggapan dan pemberitaan bagi masyarakat. 

Dalam pertemuan tersebut di identifikasi ada beberapa Anggota Kepolisian sehingga warga meminta anggota tersebut untuk keluar dari pertemuan tersebut.

Setelah pertemuan massa pun bubar  kerumaha masing masing.

Hari ke Tiga, Kamis Tanggal 19/7/2012.

Pagi hari suasana kondusif warga menjalankan aktifitasnya sehari hari beberapa perwakilan warga dari GPPB bersiap siap untuk berangkat ke palembang bersama beberapa korban penganiayaan pada hari pertama kejadian.

Pukul 11.30 Wib, Beberapa Jurnalis mengkonfirmasi kepada Hadi jatmiko Kadiv PPER Walhi Sumsel melalui BBM menanyakan soal sms yang mereka terima dari Nomor 0823 7683 8959 yang isinya ”Informasi : Hari ini sekitar 200 massa akan datang ke Polres Ogan ilir. Massa telah menyiapkan parang, pedang, celurit, kayu dan kecepek.. massa juga ada tim untuk menculik para preman yang berkeliaran di PTPN Cinta Manis”

Hadi menjawab bahwa itu berita HOAX dan pasti disebarkan orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin memperkeruh keadaan. Warga hari ini fokus ingin melakukan konferensi pers di Walhi Sumsel tidak ada keinginan untuk melakukan aksi. Apalagi melakukan aksi dengan membawa senjata.

Pukul 12.30 Wib, 2 Orang Wartawan datang ke Walhi sumsel dan menanyakan hal yang sama dengan wartawan sebelumnya.

Kondisi didesa masih tenang beberapa orang perwakilan warga sudah diperjalanan menuju ke Palembang.

Pukul 14.00 Wib, Ratusan brimob menyerang secara membabi buta ke desa Sri bandung. Dan tanpa diketahui alasannya, mereka menghancurkan posko yang didirikan warga sejak beberapa bulan lalu di atas lahan yang sedang di konflikan, pada saat yang sama di posko yang hanya berupa tenda tersebut terdapat 20 orang petani. dan tanpa alasan ratusan Brimob tersebut langsung menangkap 20 petani namun 8 orang berhasil lari menyelamatkan diri dan sisanya sebanyak 11 orang petani di tangkap.

Selain itu Brimob yang berjumlah ratusan orang tersebut merusak sedikitnya 15 unit motor milik warga yang sedang diparkirkan di dekat posko tersebut.

Pukul 15.00 Wib, sekitar 4 dari 8 orang yang lolos dari penangkapan tersebut dengan kondisi badan penuh lumpur dan bekas pukulan, memberitahukan kepada warga yang sedang berada di desa sribandung, bahwa 12 orang Warga ditangkap dan dipukuli oleh Brimob ketika sedang berada di Posko.

Warga yang mendengar tetang penangkapan tersebut langsung Emosi dan mendatangi tempat kejadian, disana mereka melihat brimob dengan senjata lengkap masih berada dilokasi. Warga berhadap hadapan dengan Brimob dengan posisi terus saling mendekati.

Kondisi lapangan kembali mencekam.

Disaat yang sama di Palembang tepatnya di Walhi Sumsel  dilakukan Konferensi Pers untuk menjelaskan peristiwa yang sebenarnya terjadi di lapangan, namun karena kondisi dilapangan memanas. Sehingga konferensi pers di Percepat dan anwar sadat, bersama warga dan stafnya langsung menuju lokasi. Yang berjarak sekitar 2 jam perjalanan.

Pukul 17.00 – 17.15 Wib. Gubernur Sumsel Alex Nurdin mendatangi lokasi di Desa Sri Bandung, warga pun segera mendekati Gubernur untuk berdialog. Dalam dialog warga minta agar gubernur melepas 12 orang warga yang ditangkap, namun gubernur mengatakan tidak bisa karena itu harus melalui proses hukum.

Lalu gubernur meninggalkan warga untuk menuju mess perusahaan namun disaat itu Polisi yang menggunakan pakaian preman dan brimob menembaki warga dan mengeluarkan gas air mata, hal itu membuat warga mundur dan menunduk, setelah itu maju warga menyerang dengan melempari aparat polisi dengan kayu yang mereka temukan dilokasi. Hal ini membuat Gubernur yang tadinya sedang berjalan berhenti.

Beberapa rombongan Gubernur meminta polisi dan aparat brimob yang melakukan penembakan ke arah warga berhenti melakukannya.

Namun hal itu tidak meredam kericuhan yang terjadi. Dan baru terhenti ketika warga melihat rombongan Walhi sumsel  yang dipimpin oleh Anwar Sadat datang kelokasi.

Pukul 18.00 Wib, Rombongan Walhi Sumsel menemui Gubernur sumsel yang saat itu berada di dekat mess Perusahaan untuk bernegosiasi guna meminta gubernur segera melepaskan warga yang di tangkap namun jawaban gubernur sama dengan jawaban yang diterima masyarakat saat berdialog sebelumnya. Namun gubernur akan melakukan pengukuran terhadap lahan diluar HGU. 

Pukul 18.30 Wib, negosiasi tidak membuahkan hasil warga tetap tidak bisa dilepaskan, gubenur meninggalkan lokasi.

Sadat menemui warga yang masih menunggu dan mengatakan bahwa Gubernur tidak bisa melepaskan warga yang ditangkap dan meminta warga untuk bubar dan kembali kerumah masing masing. Untuk warga yang motornya diambil oleh pasukan brimob dan polisi agar segera mengambilnya.

Informasi 12 warga sudah berada di Polres Ogan Ilir.  

Hari ke 4, 20 juli 2012

Atas penangkapan yang dilakukan oleh Brimob terhadap 12 Orang petani tersebut, sekitar 3000 massa petani melakukan aksi di POLDA sumsel

Pukul 08.00 Wib, Ribuan warga berangkat dari desa masing masing menuju Palembang.

Pukul 12.30 Wib, massa sampai di Palembang dan berkumpul di taman kota yang ada di simpang 4 Polda.

Pukul 13.30 wib massa mulai bergerak menyusun barisan dan berjalan kaki menuju POLDA sumsel. Langsung di Buka Orasi dari koordinator aksi Anwar sadat yang merupakan direktur Walhi Sumsel.

Pukul 13.40.
Gerbang pagar Polda roboh karena di dorong oleh massa aksi. Namun saat massa aksi akan masuk ke dalam Polda sumsel di minta oleh oleh masing masing Korlap untuk sabar dan berhenti.

Pukul 14.15 wib, Makmun ketua SP-OKI melakukan orasi menyatakan dukungan terhadap aksi petani GPPB.

Pukul 14.22 Wib Pengeras Suara diambil alih kembali oleh Korlap dedek chaniago  kembali menerangkan soal pelanggaran2 yg dilakukan oleh PTPN VII

Pukul 14.30 Wib,  Orasi dilakukan oleh ujang perwakilan petani yang mengalami penyiksaan pada 19 juli Kemarin, dan melihat teman2 di siksa dan ditangkap

Orasi berganti gantian dari koordinator desa masing

Pukul 15.00 wib, eed salah seorang petani GPPB yang mengalami penganiayaan saat ditangkap pada hari pertama bentrok antara Polisi, Brimob dengan Petani sehingga mengakibatkan Luka dengan 8 jahitan di kepala, beserta perampasan terhadap uang miliknya sebesar 3,2 juta oleh Polisi. Maju dan berorasi dan testimoni di depan ribuan massa petani. 

15.30 Negosiasi berlangsung beberapa perwakilan warga dan Walhi Sumsel dan advokat masuk kedalam kantor polda. Untuk bernegosiasi dengan Pihak Polda agar mengeluarkan ke 12 petani yang ditangkap.

16.30 Wib, team negosiasi keluar dari ruang perundingan, anwar sadat langsung naik ke mobil komando menjelaskan hasil pertemuan. Adapun hasilnya 3 orang petani dari 12 petani yang ditangkap oleh Brimob pada siang kemarin(19/7) sore ini juga akan dikeluarkan, sedangkan untuk 9 orang petani lainnya tidak dapat di bebaskan karena mereka di jadikan tersangka dengan menggunakan Undang undang darurat tentang membawa sajam ( padahal 9 orang ini membawa sensata tajam karena berada dikebun)

Mendengar hasil perundingan tersebut ribuan massa tersebut tidak mau membubarkan diri mereka minta agar 9 orang tersebut di keluarkan hari ini juga.

Aksi mulai memanas warga emosi dengan tindakan polisi yang tidak mau membebaskan teman temannya, ratusan petani dan perempuan mulai memasuki halaman Polda sumsel,pagar polda pun dirobohkan oleh petani.

Pimpinan massa mencoba menenangkan massa aksi.

Pukul 17.20 Wib, Anwar sadat kembali di panggil oleh humas POLDA dan Kapoltabes Palembang untuk bernegosiasi, Polda akan melepaskan 9 orang petani pada hari senin jika ada pengajuan surat penanguhan dari keluarga korban.

Permintaan dari Polda tersebut belum disetujui oleh massa aksi, mereka tetap minta agar petani segera di bebaskan hari ini juga, dan jika pun polisi memang berniat untuk membaskan maka soal surat penangguhan bisa di susulkan.

Pukul 18.20 wib, Massa lakukan shalat magrib berjamaah di jalan depan Polda sumsel.

Pukul 18.40 Wib, Ribuan Petani menyetujui permintaan Polda sumsel untuk membuat surat penangguhan tahanan dan akan membebaskan petani pada senin.
Pukul 19.00 Wib, salah seorang perempuan yang mengaku istri dari salah seorang petani yang ditahan tidak mau pulang, dia ingin suaminya keluar hari ini juga. Namur setelah di beri pengertian, diapun akhirnya reda.

Pukul 19.10 wib keluarga korban menagih janji dari seorang perwira polisi yang mengatakan bahwa keluarga bisa melihat petani yang ditahan, Namun saat pihak kepolisian ditagih soal janji tersebut mereka mengatakan bahwa tahanan tidak bisa di besuk karena telah malam, dan barus bisa di besuk esok pagi kata kepala provos Polda.

Keluarga Petani pun pulang ke Desa.

Hari ke 5, Sabtu,21 Juli 2012

Pukul 12.30 wib, dengan didampingi kuasa hukum beberapa keluarga petani yang ditahan mendatangi POLDA sumsel dengan tujuan untuk membesuk keluarga mereka yang ditahan polda sumsel sesuai arahan dari Kepala provos Polda Sumsel. Namun ketika sampai di Polda sumsel, pihak polisi mengatakan bahwa mereka tidak dapat membesuk karen hari ini adalah hari libur.

Keluarga korban pun kecewa da mereka pun langsung pulang ke desa masing masing.

Hari ke 6, 22 juli 2012.

Warga resah karena Brimob dengan pakaian lengkap yang dilengkapi senjata api lengkap hilar mudik melintasi desa dan menjaga lahan yang di sengketakan.

Hari ke 6 Minggu, 22 Juli 2012
Sejak pagi kondisi dilahan PTPN VII Cinta Manis masih mencekam. Warga dihantui rasa cemas, karena aparat Brimob bersenjata lengkap nampak berkeliaran dilokasi.

Pukul 16.30 WIB, 5 (lima ) orang warga Desa Betung Kecamatan Lubuk Keliat ditangkap  oleh Brimob dan digelandang ke Polres Ogan Ilir. Alasan Brimob menangkap warga, karena warga memasuki wilayah PTPN VII Cinta Manis.

Warga tersebut bernama  Den Ahmat (65), Maryana (55), Yuda (28), Duwi (21), M. Parel (1,5). M. Parel adalah bayi yang sedang digendong ibunya Duwi .

Menurut keterangan warga, saat itu warga baru pulang dari kebun  mereka yang berada disekitar PTPN VII Cinta Manis. Jalan itu, pada hari biasa sering dilalui warga menuju kebun karet-nanas mereka, dan selama ini tidak terjadi apa-apa. Namun sore tadi, tiba-tiba sejumlah aparat langsung menangkap mereka.

Pukul 18.30 wib, warga mendapat informasi bahwa ke lima 0rang tersebut telah berada di polres ogan ilir dan berada di ruang reskrim, mereka di introgasi dan dipaksa untuk menjawab pertanyaan penyidik.
Pukul 22.00 wib, warga mendapat informasi bahwa yang ditangkap bukan hanya kelima orag tersebut, tapi 1 orang yang bernama Hendri warga desa lubuk keliat yang bukan anggota GPPB pun ditangkap saat pulang dari sungai. Hendri di tuduh membawa senjata tajam saat pulang dari sungai dan dituduh mencuri pupuk perusahaan.

Pukul 22.10 Wib, Humas POLDA mengatakan bahwa tidak ada ibu ibu dan bayinya di tangkap, padahal faktanya mereka benar ditangkap.

Pukul 23.00 Wib, 5 orang yang ditangkap di paksa untuk menanda tangani surat pernyataan bahwa mereka tidak akan lagi mengarap lahan yang berada di pinggiran sungai di wilayah konflik.

Pukul 00.30 Wib, Warga mendapat informasi bahwa 5 orang tersebut telas dilepas tapi masih berada di tanjung batu, dan sebelum dilepas mereka telah menanda tangani surat pernyataan yang disodorkan penyidik.

--- 00-00 ---

Nama nama Petani GPPB yang ditangkap dan mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh Brimob Polda :

Tanggal 17 juli 2012 (hari Pertama )
  1. Rusdi tahar (anggota DPRD Sumsel yag juga warga desa sri bandung) ( lami Luka lebam di muka dan luka di tangan )
  2. Firman bin Kowi (32 tahun) (luka lebam di muka, bibir pecah )
  3. Eef (28 tahun) (8 jahitan dikepala karena di pukul benda keras, ditelanjangi, uang 3,2 juta hilang diambil polisi, dan diancam di tembak 3 peluru hadian dari cinta manis kalau melihat polisi melakukan pemukulan)
  4. Muslimin ( luka Lebam di Muka bibir dan hidung keuarkan darah)
  5. fasili ( Luka lebam di muka bibir dan hidung keluarkan darah)

Tanggal 19 juli 2012 (Hari Ketiga )
  1. Maulana 45 tahun,
  2. Herman 50 tahun,
  3. Mahdi (25),
  4. Suhaidi (38),
  5. Hakim (36),
  6. Wawan(25),
  7. anwar(60),
  8. matisa (50),
  9. Basri (55),
  10. Mardi (76),
  11. asmin fauzi,
  12. sukri (53)

9 orang di ditetapkan jadi tersangka dengan undang undang darurat membawa Senjata tajam saat berada di kebun.
3 Orang lainnya dilepaskan karena tidak terbukti bersalah hal ini juga dikarenakan desakan aksi yang dilakukan sedikitnya 3000 massa pada hari jumat di depan POLDA sumsel kemarin sedangkan utk 9 orang ini diminta kepolisian untuk mengirimkan surat penanguhan.

22 Juli 2012 (hari kelima)
1. Den ahmat (65 tahun)
2. Maryana ( 55 tahun)
3. Yuda (28 tahun)
4. Duwi (21 tahun)
5. M. Parel (bayi berumur 1,5 tahun)

Di tangkap Brimob Sumsel dengan tuduhan melewati jalan PTPN VII saat mereka pulang dari kebun.

Demikian kronologi ini kami buat sesuai dengan fakta dan informasi yang kami dapat dari Korban dan saksi yang melihat langsung kejadian.

Palembang, 22 juli 2012
ED Walhi Sumsel


Hadi jatmiko
Kadiv PPER






Artikel Terkait:

0 komentar: