Kronologi bentrok dan penangkapan Warga 22 Desa oleh Brimob dan polisi Sumsel, Pada Konflik Agraria Antara PTPN VII dengan Petani Ogan Ilir.
Aksi Perwakilan Petani GPPB saat di Jakarta, Menuntut pengembalian lahan mereka yang dirampas PTPN VII |
Upaya perjuangan Petani dari 22 desa di
kabupaten Ogan ilir, Sumatera selatan untuk mengambil tanah, yang dirampas oleh
PTPN VII telah dilakukan sejak lama. Aksi aksi massa dengan mendatangi Kantor
Pemerintah yang ada di Kabupaten dan provinsi telah berulang kali dilakukan
namun dalam setiap kesempatan mediasi yang di fasilitasi oleh pihak legislatif
maupun Eksekutif di Kabupaten dan Propinsi tersebut tidak pernah dapat
menyelesaikannya.
Alasan yang diutarakan oleh Pemerintah dan
Legislatif seirama dengan alasan dari PTPN VII yang menyebutkan Perusahaan ini
milik negara, sehingga untuk melepaskan tanah yang jika tidak mau disebut
dengan mengembalikan tanah rakyat yang mereka rampas tersebut hanya dapat
dilakukan pemerintah Pusat yang dalam hal ini adalah Kementerian BUMN RI.
Hal ini akhirnya membuat Petani yangselama
ini tergabung dalam gerakan Petani Penesak Bersatu (GPPB) berinisiatif dan
menyepakati untuk mengelar aksi di Jakarta, sedikitnya 600 orang petani pada
tanggal 1 – 6 Juli lalu melakukan aksi di kantor lembaga negara da kementerian
negara salah satunya adalah kementeria BUMN. Namun pada saat itu Pihak
Kementerian tidak dapat memutuskan dan mereka mengagendakan kepada perwakilan
warga untuk memfasilitasi Pertemuan Mediasi antara PTPN VII dengan Perwakilan
masyarakat pada 16 Juli 2012.
Sesuai tanggal yang dijanjikan oleh Pihak
Kementerian BUMN sedikitnya 80 orang
perwakilan masyarakat yang didampingi oleh WALHI Sumsel pada Jumat, 14 Juli
2012 berangkat kejakarta menggunakan Angkutan Darat.
Tanggal 16 Juli sekitar pukul 8.00 Wib
pagi, masyarakat yang sudah sampai dijakarta sejak satu hari yang lalu, sudah
bersiap siap untuk pergi kekantor Kementerian BUMN sesuai dengan jadwal yang
diberikan oleh BUMN kepada masyarakat Pukul 10.00 wib. Namun saat warga dan
beberapa perwakilan organisasi WALHI,KPA,ELSAM,SPI, dan SAWIT Watch akan
berangkat ke kementerian BUMN. Mereka mendapat Konfirmasi ulang dari Pihak BUMN
yag mengatakan bahwa pertemuan diundur Pukul 15.30 Wib.
Saat Pukul 15.30 Wib warga sudah berada di
Kemeterian BUMN namun acara mediasi Konflik belum juga dimulai, baru di mulai
pada Pukul 16.00 Wib, Warga pesimis pertemuan ini akan menghasilkan sebuah
hasil karena dilihat waktu yang sudah sangat sore.
Saat mediasi terjadi PTPN VII dan BUMN
diwakili oleh Sekretaris menteri,Deputi Menteri BUMN bidang industri primer,
Direktur Utama PTPN VII, dan Direksi PTPN VII.
Perdebatan terjadi,beberapa masukan dan
usulan dari Perwakilan warga dan beberapa Organisasi pendamping kepada Pihak
BUMN dan PTPN VII tidak diterima oleh mereka (ditolak), dan perusahaan tetap
ngoto meminta agar masalah ini diselesaikan di Pengadilan.
Adapun
usulan Warga adalah sebagai berikut :
- Dibuatnya team penyelesaian Konflik Agraria dengan tugasnya melakukan pendataan ulang dan pengukuran ulang terhadap lahan PTPN VII secara keseluruhan sesuai dengan HGU.
- Membuka data dan dokumen bukti bukti lahan baik yang dimiliki warga maupun yang dimiliki PTPN VII.
Pertemuan dihentikan dan masing masing
membubarkan diri.
Pukul 19.00 Wib, sekitar 80 orang
perwakilan berjalan pulang ke palembang dengan menggunakan jalan Darat.
EED salah seorang warga yang di Tangkap oleh Polisi pada saat Bentrok (17/7), Korban alami luka dikepala dengan 8 jahitan dan jutaan rupiah uannya di kantong di ambil oleh Polisi |
Hari Pertama, Selasa 17 Juli 2011.
Pukul 08.00 wib beberapa staf Walhi sumsel
menerima SMS dari seorang wartawan yang mennanyakan tentang kondisi di desa
desa yang berkonflik dengan PTPN VII, karena mereka mendapatkan informasi bahwa
kondisi didesa memanas. Menjawab hal itu staf walhi tersbut mengatakan bahwa
kondisi dilapangan tidak terjadi apa apa, dan mungkin itu hanya isu, karena
malam tanggal 16/7 Walhi pun mendapatkan BBM dari seorang wartawan dan
menanyakan juga hal seperti itu, dan mengatakan bahwa ada banyak polisi
berdatangan mengamankan pabrik.
Disaat yang sama pukul 08.00 wib kondisi dilapangan,
Muncul titik api di lahan lahan tebu
yang telah di panen oleh PTPN VII. Tanpa diketahui apa penyebabnya.
08.30 Wib, Tak lama dari munculnya titik
titik api di lahan tebu yang telah dipanen tersebut, Ratusan polisi dengan
menggunakan mobil truck berdatangan ke lokasi dan mulai berjaga jaga dilahan.
Melihat ratusan polisi berdatangan ke
lokasi, beberapa warga desa ketiau yang sebelumnya berada di posko warga yang
ada di dekat pabrik cinta manis, membubarkan diri dan bergerak untuk pulang
kerumah.
Pukul 09.00 Wib, Di desa Betung satu buah
alat berat yang sedang dikemudikan oleh karyawan PTPN VII, dihadang oleh 6
orang tak dikenal, kemudian membakarnya. Pada saat itu warga desa betung sedang
menjalankan aktifitas sehari hari yaitu ke kebun masing masing untuk menyadap
karet, guna menyiapkan bekal untuk kepasar mingguan besok hari..
Pukul 13.30 Wib, Warga melihat ada
sekelompok orang yang tidak dikenal dan mengunakan penutup muka melakukan penyerbuan
terhadap pabrik PTPN VII yang berada di desa Ketiau
Disaat Penyerbuan oleh kelompok orang yang
tidak dikenal tersebut terjadi, Humas GPPB yang bernama Rusdi, yang saat itu
sedang berada di perjalanan pulang ke desa, dari mengikuti mediasi yang
dilakukan oleh Kementerian BUMN dijakarta. Di hubungi oleh seseorang yang
mengaku bernama Putra dari desa payalingkung. Orang ini meminta agar Rusdi
dapat mengerahkan massa dari desa desa lain untuk menuju pabrik, dan menurut
keterangan Putra di telpon tersebut, sebelum menelpon telah berkoordinasi
dengan koordinator desa payalingkung.
Namun rusdi tidak mengiyakan dan orang
tersebut pun langsung menutup telepon.
Rusdi mencoba mengkroscek permintaan
tersebut kepada koordiantor desa payalingkung dengan menelpon beliau, dalam
obrolan telpon tersebut Kordes Desa payalingkung mengatakan bahwa tidak ada
anggota dari petani payalingkung yang bernama Putra, dan berkoordinasi dengan
dia, serta tidak ada petani payalingkung yang melakukan penyerbuan ke pabrik
PTPN VII.
Pukul 15.00 wib akibat provokasi dari
kelompok orang tak dikenal, beberapa orang petani yang melihat kejadian pun
terpncing oleh provokasi orang yang memakai penutup muka tersebut, Bentrok
antara Petani dengan aparat pun tak dapat di hindari, namun dalam bentrokan tersebut
massa petani masih sedikit dan tidak ada warga yang membawa senjata rakitan
ataupun kecepek.
Tembakan Gas air mata terus menerus di
keluarkan oleh Pihak Kepolisian, akibat nya dilokasi tersebut di penuhi oleh
pekatnya asap dari terbakarnya kebun tebu yang telah dipanen dan asap dari gas
air mata Polisi.
Pukul 15.30 Saat bentrok terjadi anwar
sadat Walhi sumsel yang saat itu sedang berada di bandara Soekarno hatta
jakarta dan Rusdi tahar yang merupakan salah satu anggota DPRD sumsel yang juga
warga desa sri bandung (salah satu desa yang berkonflik), dihubungi oleh Direskrimsus
Polda Sumsel, Kapolres Ogan ilir dan Danrem untuk datang ke lokasi bentrok,
guna menenangkan warga dan menemui mereka.
Anwar sadat mengatakan bahwa dia tidak
dapat kesana karena sedang berada di bandara Soeta untuk pulang ke palembang
sore ini, Namun Berbeda dengan Rusdi tahar setelah mendapatkan telpon tersebut
dia sedang kunjungan kerja di halan Linstas Timur, namun karena berulang kali
ditelpon akhirnya setelah Kunker Rusdi Tahar langsung menuju Lokasi bentrok.
Pukul 16.20 Wib Rusdi Tahar Sampai
dilokasi bentrok. Dia pun langsung keluar dari Mobil dan mengambil Toa meminta
warga untuk mundur. Warga pun mulai mundur perlahan dan disaat itu Brimob
bergerak maju kedepan, namun disaat warga mundur, aparat semakin ramai dan
menyusup kemudian terlihat 2 orang warga di pukuli oleh aparat Rusdi Tahar
berusaha mencegah tetapi akhirnya Rusdi Tahar malah ditangkap dan di pukuli oleh
Aparat baik yang berpakaian Preman, maupun berpakaian Dinas resmi.dan langsung
dimasukan kemobil bersama 4 orang petani lainnya.
Melihat dan mendengar kabar Rusdi Tahar
dan beberapa Petani lainnya di tangkap oleh Polisi, Warga yang tadinya sudah
mundur, kembali maju dan setelah itu massa semakin banyak,bentrok pun tidak
bisa terhindari.
Pukul 16.30 Wib, Disaat Bentrok antara
Petani dan Aparat Polisi dan Brimob sedang terjadi, tiba tiba dikabarkan bahwa
rumah atau yang biasa di sebut warga dengan workshop yang jaraknya sekitar 4 –
5 KM dari Lokasi bentrok berlangsung, terbakar tanpa diketahui siapa Pelakunya.
Pukul 17.00 wib. Ditempat lain, saat Hand
Phone Anwar sadat Direktur Walhi Sumsel sedang tidak aktif karena sedang berada
di Pesawat untuk pulang. Beberapa Petani yang tidak ikut dalam bentrokan dan
sedang berada di rumah, menerima SMS dan informasi dari nomor yang tidak
dikenal, mengabarkan bahwa Anwar sadat ditangkap Polisi. Hal itu menimbulkan
reaksi dari Petani dan secara bersama sam akan menuju lokasi bentrok, namun Pimpinan
Massa mencoba menenangkan massa, dengan mengatakan bahwa kita harus mengkonfirmasi
ke anwar sadat, tapi HP sadat stidak aktif, warga pun mengirimkan SMS. Belum
ada gerakan dari massa.
Pukul 18.00 Wib, Anwar sadat sampai di
Palembang dan ketika menghidupkan HP nya dia mendapat beberapa sms dari warga yang
menanyakan kebenaran informasi yang mereka dapat. Namun Sadat langsung
mengatakan bahwa hal itu tidaklah benar, dia sedang menuju perjalanan ke kantor
WALHI. Dan sadat langsung meminta agar warga tidak mendekati lokasi bentrok dan
meminta mereka pulang kerumah masing masing.
Pukul 18.30 Wib,Bentrokan meredah terjadi
negosiasi antara perwakilan massa yang meminta Aparat segera melepaskan teman
teman mereka yang ditangkap polisi. Desakan warga berhasil, Polisi membebaskan
Rusdi tahar dan 4 Orang lainnya. Saat berada di tengah massa, terlihat Luka
lebam di wajah dan di tangan,begitupun dengan 2 orang lainnya yang alami pecah
di bagian bibir dan hidung.Sedangkan 2 petani lainnya mengalami luka bocor di
kepala dan muka lebam yang menurut pengakuan nya ketika berada didalam mobil
mereka di Pukuli mka dan kepalanya dengan benda yang membuat kepalanya terluka
robek,. Dan sempat diancam ditembak di bagian pahanya dengan tiga tembakan
hadiah dari PTP Cinta manis, jika berani melihat aparat yang sedang
menyiksanya.selain itu diapun ditelanjangi dan uang disaku celana sebesar 3,2
juta hilang.
Pukul 18.40 – 19.00 Wib, Warga yang sedang
berkumpul di Posko desa Sri Bandung diminta oleh Rusdi Tahar untuk membubarkan
diri, warga pun bubar dan kembali kerumah masing.
Suasana lokasi pun tenang kembali namun
api di beberapa lahan tebu dan Workshop yang dibakar masih terlihat menyala.
Ribuan Perwakilan Petani GPPB lakukan aksi di POLDA sumsel |
Hari Kedua, Kamis, 18/7/2012
Pagi hari kondisi kondusif warga
menjalankan aktifitasnya sehari-hari. Namun terlihat dari beberapa Karyawan
PTPN VII yang tinggal di Mess yang ada di rayon 3 mulai mengosongkan mess dan
mengangkut barang barang mereka keluar.
Pukul 13.30 Wib,Warga berkumpul di posko
yang ada di desa Sri bandung untuk berbincang bincang dengan beberapa Jurnalis
dari berbaai media yang saat itu datang untuk menjalankan tugasnya mencari
berita.
Pukul 13.50 Wib, saat warga sedang aksinya
menjawab pertanyaan wartawan, tiba tiba warga di kejutkan dengan munculnya
kobaran api di mess karyawan di rayon 3 tidak diketahui disebabka oleh apa,
namun sebelumnya pagi sampai siang hari Mess tersebut telah dikosongkan
terlebih dahulu oleh Karyawannya.
Tidak ada tindakan dari perusahaan untuk
segera memadamkan kebakaran yang terjadi di Mess karyawan tersebut.
Pukul 19.00 Wib, Perwakilan warga
melakukan pertemuan bersama dengan Walhi dan Organisasi lainnya. Dalam
pertemuan tersebut, warga diminta oleh Anwar sadat untuk tenang dan melakukan
aktifitas seperti biasa dan tidak terpancing oleh ulah provokator dan beberapa
oknum, yang menginginkan agar bentro ini terjadi sehingga warga tidak fokus
lagi terhadap perjuangan atas lahan yang selama ini Dirampas oleh PTPN VII.
Selain itu warga bersama walhi sumsel
bersepakat untuk besok hari pukul 14.00 wib akan mengelar Konferensi pers di
Kantor Walhi Sumsel terkait dengan kronologis yang sebenarnya dilapangan, yang
sangat jauh berbeda dengan apa yang diberitakan oleh perusahaan melalui
Konferensi persnya dan di beritakan banyak media cetak dan televisi tanpa
memberikan ruang tanggapan dan pemberitaan bagi masyarakat.
Dalam pertemuan tersebut di identifikasi
ada beberapa Anggota Kepolisian sehingga warga meminta anggota tersebut untuk
keluar dari pertemuan tersebut.
Setelah pertemuan massa pun bubar kerumaha masing masing.
Hari ke Tiga, Kamis Tanggal 19/7/2012.
Pagi hari suasana kondusif warga
menjalankan aktifitasnya sehari hari beberapa perwakilan warga dari GPPB
bersiap siap untuk berangkat ke palembang bersama beberapa korban penganiayaan
pada hari pertama kejadian.
Pukul 11.30 Wib, Beberapa Jurnalis
mengkonfirmasi kepada Hadi jatmiko Kadiv PPER Walhi Sumsel melalui BBM
menanyakan soal sms yang mereka terima dari Nomor 0823 7683 8959 yang isinya ”Informasi : Hari ini sekitar 200 massa akan
datang ke Polres Ogan ilir. Massa telah menyiapkan parang, pedang, celurit,
kayu dan kecepek.. massa juga ada tim untuk menculik para preman yang
berkeliaran di PTPN Cinta Manis”
Hadi menjawab bahwa itu berita HOAX dan
pasti disebarkan orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin memperkeruh
keadaan. Warga hari ini fokus ingin melakukan konferensi pers di Walhi Sumsel
tidak ada keinginan untuk melakukan aksi. Apalagi melakukan aksi dengan membawa
senjata.
Pukul 12.30 Wib, 2 Orang Wartawan datang
ke Walhi sumsel dan menanyakan hal yang sama dengan wartawan sebelumnya.
Kondisi didesa masih tenang beberapa orang
perwakilan warga sudah diperjalanan menuju ke Palembang.
Pukul 14.00 Wib, Ratusan brimob menyerang secara
membabi buta ke desa Sri bandung. Dan tanpa diketahui alasannya, mereka
menghancurkan posko yang didirikan warga sejak beberapa bulan lalu di atas
lahan yang sedang di konflikan, pada saat yang sama di posko yang hanya berupa
tenda tersebut terdapat 20 orang petani. dan tanpa alasan ratusan Brimob
tersebut langsung menangkap 20 petani namun 8 orang berhasil lari menyelamatkan
diri dan sisanya sebanyak 11 orang petani di tangkap.
Selain itu Brimob yang berjumlah ratusan
orang tersebut merusak sedikitnya 15 unit motor milik warga yang sedang
diparkirkan di dekat posko tersebut.
Pukul 15.00 Wib, sekitar 4 dari 8 orang
yang lolos dari penangkapan tersebut dengan kondisi badan penuh lumpur dan
bekas pukulan, memberitahukan kepada warga yang sedang berada di desa sribandung,
bahwa 12 orang Warga ditangkap dan dipukuli oleh Brimob ketika sedang berada di
Posko.
Warga yang mendengar tetang penangkapan
tersebut langsung Emosi dan mendatangi tempat kejadian, disana mereka melihat
brimob dengan senjata lengkap masih berada dilokasi. Warga berhadap hadapan
dengan Brimob dengan posisi terus saling mendekati.
Kondisi lapangan kembali mencekam.
Disaat yang sama di Palembang tepatnya di
Walhi Sumsel dilakukan Konferensi Pers
untuk menjelaskan peristiwa yang sebenarnya terjadi di lapangan, namun karena
kondisi dilapangan memanas. Sehingga konferensi pers di Percepat dan anwar
sadat, bersama warga dan stafnya langsung menuju lokasi. Yang berjarak sekitar
2 jam perjalanan.
Pukul 17.00 – 17.15 Wib. Gubernur Sumsel
Alex Nurdin mendatangi lokasi di Desa Sri Bandung, warga pun segera mendekati
Gubernur untuk berdialog. Dalam dialog warga minta agar gubernur melepas 12
orang warga yang ditangkap, namun gubernur mengatakan tidak bisa karena itu
harus melalui proses hukum.
Lalu gubernur meninggalkan warga untuk
menuju mess perusahaan namun disaat itu Polisi yang menggunakan pakaian preman
dan brimob menembaki warga dan mengeluarkan gas air mata, hal itu membuat warga
mundur dan menunduk, setelah itu maju warga menyerang dengan melempari aparat
polisi dengan kayu yang mereka temukan dilokasi. Hal ini membuat Gubernur yang
tadinya sedang berjalan berhenti.
Beberapa rombongan Gubernur meminta polisi
dan aparat brimob yang melakukan penembakan ke arah warga berhenti
melakukannya.
Namun hal itu tidak meredam kericuhan yang
terjadi. Dan baru terhenti ketika warga melihat rombongan Walhi sumsel yang dipimpin oleh Anwar Sadat datang
kelokasi.
Pukul 18.00 Wib, Rombongan Walhi Sumsel menemui
Gubernur sumsel yang saat itu berada di dekat mess Perusahaan untuk
bernegosiasi guna meminta gubernur segera melepaskan warga yang di tangkap
namun jawaban gubernur sama dengan jawaban yang diterima masyarakat saat
berdialog sebelumnya. Namun gubernur akan melakukan pengukuran terhadap lahan
diluar HGU.
Pukul 18.30 Wib, negosiasi tidak
membuahkan hasil warga tetap tidak bisa dilepaskan, gubenur meninggalkan
lokasi.
Sadat menemui warga yang masih menunggu
dan mengatakan bahwa Gubernur tidak bisa melepaskan warga yang ditangkap dan
meminta warga untuk bubar dan kembali kerumah masing masing. Untuk warga yang motornya
diambil oleh pasukan brimob dan polisi agar segera mengambilnya.
Informasi 12 warga sudah berada di Polres
Ogan Ilir.
Hari ke 4, 20 juli 2012
Atas penangkapan yang dilakukan oleh Brimob
terhadap 12 Orang petani tersebut, sekitar 3000 massa petani melakukan aksi di
POLDA sumsel
Pukul 08.00 Wib, Ribuan warga berangkat
dari desa masing masing menuju Palembang.
Pukul 12.30 Wib, massa sampai di Palembang
dan berkumpul di taman kota yang ada di simpang 4 Polda.
Pukul 13.30 wib massa mulai bergerak
menyusun barisan dan berjalan kaki menuju POLDA sumsel. Langsung di Buka Orasi
dari koordinator aksi Anwar sadat yang merupakan direktur Walhi Sumsel.
Pukul 13.40. Gerbang pagar Polda roboh karena di dorong oleh massa aksi. Namun saat massa aksi akan masuk ke dalam Polda sumsel di minta oleh oleh masing masing Korlap untuk sabar dan berhenti.
Pukul 14.15 wib, Makmun ketua SP-OKI melakukan orasi menyatakan dukungan terhadap aksi petani GPPB.
Pukul 14.22 Wib Pengeras Suara diambil alih kembali oleh Korlap dedek chaniago kembali menerangkan soal pelanggaran2 yg dilakukan oleh PTPN VII
Pukul 14.30 Wib, Orasi dilakukan oleh ujang perwakilan petani yang mengalami penyiksaan pada 19 juli Kemarin, dan melihat teman2 di siksa dan ditangkap
Orasi berganti gantian dari koordinator desa masing
Pukul 13.40. Gerbang pagar Polda roboh karena di dorong oleh massa aksi. Namun saat massa aksi akan masuk ke dalam Polda sumsel di minta oleh oleh masing masing Korlap untuk sabar dan berhenti.
Pukul 14.15 wib, Makmun ketua SP-OKI melakukan orasi menyatakan dukungan terhadap aksi petani GPPB.
Pukul 14.22 Wib Pengeras Suara diambil alih kembali oleh Korlap dedek chaniago kembali menerangkan soal pelanggaran2 yg dilakukan oleh PTPN VII
Pukul 14.30 Wib, Orasi dilakukan oleh ujang perwakilan petani yang mengalami penyiksaan pada 19 juli Kemarin, dan melihat teman2 di siksa dan ditangkap
Orasi berganti gantian dari koordinator desa masing
Pukul 15.00 wib, eed salah seorang petani
GPPB yang mengalami penganiayaan saat ditangkap pada hari pertama bentrok
antara Polisi, Brimob dengan Petani sehingga mengakibatkan Luka dengan 8
jahitan di kepala, beserta perampasan terhadap uang miliknya sebesar 3,2 juta
oleh Polisi. Maju dan
berorasi dan testimoni di depan ribuan massa petani.
15.30 Negosiasi berlangsung beberapa
perwakilan warga dan Walhi Sumsel dan advokat masuk kedalam kantor polda. Untuk
bernegosiasi dengan Pihak Polda agar mengeluarkan ke 12 petani yang ditangkap.
16.30 Wib, team negosiasi keluar dari
ruang perundingan, anwar sadat langsung naik ke mobil komando menjelaskan hasil
pertemuan. Adapun hasilnya 3 orang petani dari 12 petani yang ditangkap oleh
Brimob pada siang kemarin(19/7) sore ini juga akan dikeluarkan, sedangkan untuk
9 orang petani lainnya tidak dapat di bebaskan karena mereka di jadikan
tersangka dengan menggunakan Undang undang darurat tentang membawa sajam (
padahal 9 orang ini membawa sensata tajam karena berada dikebun)
Mendengar hasil perundingan tersebut
ribuan massa tersebut tidak mau membubarkan diri mereka minta agar 9 orang
tersebut di keluarkan hari ini juga.
Aksi mulai memanas warga emosi dengan
tindakan polisi yang tidak mau membebaskan teman temannya, ratusan petani dan
perempuan mulai memasuki halaman Polda sumsel,pagar polda pun dirobohkan oleh
petani.
Pimpinan massa mencoba menenangkan massa
aksi.
Pukul 17.20 Wib, Anwar sadat kembali di
panggil oleh humas POLDA dan Kapoltabes Palembang untuk bernegosiasi, Polda
akan melepaskan 9 orang petani pada hari senin jika ada pengajuan surat
penanguhan dari keluarga korban.
Permintaan dari Polda tersebut belum
disetujui oleh massa aksi, mereka tetap minta agar petani segera di bebaskan
hari ini juga, dan jika pun polisi memang berniat untuk membaskan maka soal
surat penangguhan bisa di susulkan.
Pukul 18.20 wib, Massa lakukan shalat
magrib berjamaah di jalan depan Polda sumsel.
Pukul 18.40 Wib, Ribuan Petani menyetujui
permintaan Polda sumsel untuk membuat surat penangguhan tahanan dan akan
membebaskan petani pada senin.
Pukul 19.00 Wib, salah seorang perempuan
yang mengaku istri dari salah seorang petani yang ditahan tidak mau pulang, dia
ingin suaminya keluar hari ini juga. Namur setelah di beri pengertian, diapun
akhirnya reda.
Pukul 19.10 wib keluarga korban menagih
janji dari seorang perwira polisi yang mengatakan bahwa keluarga bisa melihat
petani yang ditahan, Namun saat pihak kepolisian ditagih soal janji tersebut
mereka mengatakan bahwa tahanan tidak bisa di besuk karena telah malam, dan
barus bisa di besuk esok pagi kata kepala provos Polda.
Keluarga Petani pun pulang ke Desa.
Hari ke 5, Sabtu,21 Juli 2012
Pukul 12.30 wib, dengan didampingi kuasa
hukum beberapa keluarga petani yang ditahan mendatangi POLDA sumsel dengan
tujuan untuk membesuk keluarga mereka yang ditahan polda sumsel sesuai arahan
dari Kepala provos Polda Sumsel. Namun ketika sampai di Polda sumsel, pihak
polisi mengatakan bahwa mereka tidak dapat membesuk karen hari ini adalah hari
libur.
Keluarga korban pun kecewa da mereka pun
langsung pulang ke desa masing masing.
Hari ke 6, 22 juli 2012.
Warga resah karena Brimob dengan pakaian
lengkap yang dilengkapi senjata api lengkap hilar mudik melintasi desa dan
menjaga lahan yang di sengketakan.
Hari ke 6 Minggu, 22 Juli 2012
Sejak pagi kondisi dilahan PTPN VII Cinta
Manis masih mencekam. Warga dihantui rasa cemas, karena aparat Brimob
bersenjata lengkap nampak berkeliaran dilokasi.
Pukul 16.30 WIB, 5 (lima ) orang
warga Desa Betung Kecamatan Lubuk Keliat ditangkap oleh Brimob dan digelandang ke Polres Ogan
Ilir. Alasan Brimob menangkap warga, karena warga memasuki wilayah PTPN VII
Cinta Manis.
Warga tersebut bernama Den Ahmat (65), Maryana (55), Yuda (28), Duwi
(21), M. Parel (1,5). M. Parel adalah bayi yang sedang digendong ibunya Duwi .
Menurut keterangan warga, saat itu warga
baru pulang dari kebun mereka yang berada
disekitar PTPN VII Cinta Manis. Jalan itu, pada hari biasa sering dilalui warga
menuju kebun karet-nanas mereka, dan selama ini tidak terjadi apa-apa. Namun
sore tadi, tiba-tiba sejumlah aparat langsung menangkap mereka.
Pukul 18.30 wib, warga mendapat informasi
bahwa ke lima 0rang tersebut telah berada di polres ogan ilir dan berada di
ruang reskrim, mereka di introgasi dan dipaksa untuk menjawab pertanyaan
penyidik.
Pukul 22.00 wib, warga mendapat informasi
bahwa yang ditangkap bukan hanya kelima orag tersebut, tapi 1 orang yang
bernama Hendri warga desa lubuk keliat
yang bukan anggota GPPB pun ditangkap saat pulang dari sungai. Hendri di
tuduh membawa senjata tajam saat pulang dari sungai dan dituduh mencuri pupuk
perusahaan.
Pukul 22.10 Wib, Humas POLDA mengatakan
bahwa tidak ada ibu ibu dan bayinya di tangkap, padahal faktanya mereka benar
ditangkap.
Pukul 23.00 Wib, 5 orang yang ditangkap di
paksa untuk menanda tangani surat pernyataan bahwa mereka tidak akan lagi
mengarap lahan yang berada di pinggiran sungai di wilayah konflik.
Pukul 00.30 Wib, Warga mendapat informasi
bahwa 5 orang tersebut telas dilepas tapi masih berada di tanjung batu, dan
sebelum dilepas mereka telah menanda tangani surat pernyataan yang disodorkan
penyidik.
--- 00-00 ---
Nama nama Petani GPPB yang ditangkap dan
mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh Brimob Polda :
Tanggal 17 juli 2012 (hari Pertama )
- Rusdi tahar (anggota DPRD Sumsel yag juga warga desa sri bandung) ( lami Luka lebam di muka dan luka di tangan )
- Firman bin Kowi (32 tahun) (luka lebam di muka, bibir pecah )
- Eef (28 tahun) (8 jahitan dikepala karena di pukul benda keras, ditelanjangi, uang 3,2 juta hilang diambil polisi, dan diancam di tembak 3 peluru hadian dari cinta manis kalau melihat polisi melakukan pemukulan)
- Muslimin ( luka Lebam di Muka bibir dan hidung keuarkan darah)
- fasili ( Luka lebam di muka bibir dan hidung keluarkan darah)
Tanggal 19 juli 2012 (Hari Ketiga )
- Maulana 45 tahun,
- Herman 50 tahun,
- Mahdi (25),
- Suhaidi (38),
- Hakim (36),
- Wawan(25),
- anwar(60),
- matisa (50),
- Basri (55),
- Mardi (76),
- asmin fauzi,
- sukri (53)
9 orang di ditetapkan jadi tersangka
dengan undang undang darurat membawa Senjata tajam saat berada di kebun.
3 Orang lainnya dilepaskan karena tidak
terbukti bersalah hal ini juga dikarenakan desakan aksi yang dilakukan
sedikitnya 3000 massa pada hari jumat di depan POLDA sumsel kemarin sedangkan
utk 9 orang ini diminta kepolisian untuk mengirimkan surat penanguhan.
22 Juli 2012 (hari kelima)
1. Den ahmat (65 tahun)
2. Maryana ( 55 tahun)
3. Yuda (28 tahun)
4. Duwi (21 tahun)
5.
M. Parel (bayi berumur 1,5 tahun)
Di
tangkap Brimob Sumsel dengan tuduhan melewati jalan PTPN VII saat mereka pulang
dari kebun.
Demikian
kronologi ini kami buat sesuai dengan fakta dan informasi yang kami dapat dari
Korban dan saksi yang melihat langsung kejadian.
Palembang, 22 juli 2012
ED Walhi Sumsel
Hadi jatmiko
Kadiv PPER
0 komentar:
Posting Komentar