WALHI adalah forum organisasi Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat dan kelompok pecinta Alam terbesar di Indonesia.WALHI bekerja membangun gerakan menuju tranformasi sosial, kedaulatan rakyat dan keberlanjutan Lingkungan Hidup.

Kunjungi Alamat Baru Kami

HEADLINES

  • Pengadilan Tinggi Nyatakan PT. BMH bersalah dan Di Hukum Ganti Rugi
  • Walhi Deklarasikan Desa Ekologis
  •   PT. Musi Hutan Persada/Marubeni Group Dilaporkan ke Komisi Nasional HAM
  • PT.BMH Penjahat Iklim, KLHK Lakukan Kasasi Segera
  • Di Gusur, 909 orang petani dan keluarganya terpaksa mengungsi di masjid, musholla dan tenda-tenda darurat

Rabu, Juli 18, 2012

WALHI Sumsel : Ada skenario besar untuk lemahkan perjuangan Petani GPPB


Setelah mengalami kebuntuan dalam setiap pertemuan mediasi konflik,  antara warga 21 desa yang tergabung di Gerakan petani Penesak Bersatu (GPPB) dengan PTPN VII sejak 1982, kemarin(17/7) kondisi dilapangan di informasikan oleh beberapa orang warga memanas.

“Satu unit mobil atau alat berat dan beberapa hektar perkebunan tebu milik perusahaan, terbakar,” Ungkap  salah seorang warga dari Desa Betung, yang enngan disebut namanya, ketika dihubungi sedang berada dilokasi kejadian.

Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 10 pagi, dan diikuti oleh terbakarnya kebun tebu perusahaan, tapi menurut keterangan masyarakat tidak mengetahui siapa yang melakukan pembakaran, karena warga saat kejadian sedang berada di kebun mengambil getah karet.

“Setiap hari selasa kami biasa kekebon kareno besok kan ado pasar mingguan”, ungkap warga t saat ditanya melalui telepon.

Mengenai  kebakaran kebun tebu biasanya memang sering terjadi dan dilakukan oleh pegawai perusahaan terutama menjelang panen, karena jika lahan dibakar  terlebih dulu, hal tersebut dapat  mempermudah proses pemanenan.

Hal yang sama pun diutarakan oleh  warga dari Desa Sri Bandung yang saat dihubungi via handphone sedang berada di posko desa.

Semua warga saat ini sedang berada di posko dan tidak melakukan gerakan apapun, tapi kami melihat api berkobar dari dalam kebun kebun tebu PTPN VII.

“Saya dan warga lainnya berkumpul di posko dan tidak ada yang kami lakukan, disini juga ada polisi yang menjaga kami, jadi polisi tahu bukan warga pelaku pembakaran” Ungkap dia

Menyikapi kericuhan yang terjadi dilapangan, Anwar sadat Direktur WALHI Sumsel mengatakan Walhi menduga ada desain perusahaan untuk menciptakan kondisi ini, hal itu tergambar dari kronologi yang diceritakan warga.

Bahwa pada saat terjadinya kebakaran warga sedang berada di posko dan beraktifitas di kebun mereka untuk mengambil getah karet. Rencananya, getah akan di jual pada pasar mingguan besok hari.

Kemudian, seperti diketahui bahwa beberapa orang pimpinan massa Koordinator kecamatan dan koordinator Desa dari 21 desa yang berkonflik dengan PTPN VII sejak jumat minggu lalu berada di Jakarta dan hari ini sedang diperjalanan pulang. Kondisi ini biasanya membuat psikologis massa labil sehingga mudah dimanfaatkan oleh provokator  untuk mematatahkan perjuangan warga. Hal itu berujung kepada upaya kriminalisasi terhadap petani yang berjuang mengambil lahannya.

“ada skenario besar yg sedang dijalankan perusahaan dibalik kejadian ini,tujuannya melemahkan perjuangan petani, apalagi  terakhir pertemuan di BUMN selasa kemarin juga deadlock” ungkap Sadat.

atas peristiwa ini sadat juga meminta kepolisian segera menangkap provokator yang diduga kuat pnya hubungannya dengan Perusahaan. Dan WALHI sumsel Mengutuk keras  tindakan Kementrian BUMN dan PTPN VII yang tidak memiliki komitmen untuk menyelesaikan konflik agraria yang tengah meruncing saat ini"



Artikel Terkait:

0 komentar: